Pemalang – Drama kolosal ini merupakan refleksi apa yang dilaksanakan masyarakat Pemalang pada jamannya, banyak tokoh-tokoh masyarakat, ulama, pemuda yang berjuang, ungkap Bupati Pemalang Junaedi, saat menanggapi drama kolosal sebelum upacara Kemerdekaan RI. 

Terkait dengan hal itu, pihaknya meminta untuk lebih banyak menggali sejarah lokal perjuangan rakyat Pemalang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Sedangkan bagi generasi muda saat ini yang sudah menikmati kemerdekaan, pihaknya mengajak untuk berbuat demi kemaslahatan umat, demi kemaslahatan bangsa dengan berkarya nyata dan bekerja bersama.

Sementara itu, Dandim 0711 Pemalang selaku penanggungjawab terlaksananya upacara bendera dalam rangka peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dipusatkan di alun-alun Kabupaten Pemalang, Kamis (17/8) memberi ide untuk membuat terobosan baru dengan menyajikan drama kolosal perjuangan yang di khususkan perjuangan rakyat Pemalang melawan penjajahan Belanda.

Menggandeng teater Texmaco dan didukung sebanyak 121 personel pentas drama kolosal dapat disajikan sebelum dilaksanakan upacara bendera 17 Agustus 2017 dengan mengambil setting sejarah dengan judul “Pertempuran Sirayak”.

Senada dengan Bupati Pemalang Dandim 0711 Pemalang Letkol Inf Edi Supriyadi  SS MM MTr ( HAN ) juga berpesan kepada generasi muda saat ini untuk tetap meneladani jasa-jasa para pahlawan.

“Walaupun apa yang sudah kita laksanakan dan apa yang sudah kita nikmati hari ini adalah hasil perjuangan dari pahlawan. Ingat bahwa NKRI Harga mati, jangan terlalu berpengaruh dengan dengan kebudayaan-kebudayaan yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita.” ungkap Dandim.