Peringati Bulan Bahasa, Sanggar Salaka Angkat Kehidupan Chairil Anwar

Bagikan :

PEMALANG – Pertunjukan teater dengan judul” Chairil Anwar” oleh Sanggar Seni Salaka pada sabtu malam di salah satu Kedai Coffe Desa Purwosari Kecamatan Comal, cukup menyita perhatian penonton. Pertunjukan seni teater dengan setting era tahun 1940 an itu digelar untuk memperingati hari sumpah pemuda dan bulan bahasa. Sabtu (29/10/2022)

Sang Sutradara pementasan teater “Chairil Anwar” Rasdani Samin mengatakan, pertunjukan tersebut digelar untuk memperingati hari sumpah pemuda dan bulan bahasa.

Berkaitan dengan bulan bahasa, pihaknya mengaggap perlu untuk mementaskan karya seni yang berkaitan dengan bahasa.

“Banyak dari kita yang sudah mengenal karya-karya Chairil Anwar, namun hanya sedikit yang mengenal kehidupannya”, tuturnya.

Karena alasan itu, pada peringatan hari sumpah pemuda dan bulan bahasa tahun 2022, Sanggar Seni Salaka mencoba mengangkat kehidupan penyair Chairil Anwar dengan segala pernak – perniknya.

Dani mengungkapkan, Chairil Anwar merupakan salah satu tokoh besar, pahlawan di bidang sastra yang kurang dikenal. Kurang dikenalnya sosok sang pujangga tersebut karena kurangnya pemahaman terhadap tokoh sastra.

“Saya berharap, dengan sedikit mengetahui latar belakang hidupnya, kita dapat mengetahui bagaimana karya-karya itu dilahirkan”, harapnya.

Cerita Chairil Anwar yang diangkatnya dalam bentuk pementasan, kata Dani hanyalah berupa penggalan cerita kehidupan Chairil Anwar, dari naskah yang ditulis oleh Agus Noor.

Sementara itu, Pemeran tokoh Chairil Anwar, Riyan Rahadian mengaku berat memerankan tokoh tersebut karena harus banyak mencari referensinya. Memperankan tokoh tersebut kata Ryan Rahadian, tidak seperti memerankan tokoh fiktif.

“Kesulitan saya dalam memerankan Chairil Anwar ini karena tidak ada dokumentasinya seperti video, kemudian gesturnya seperti apa, vokal atau cara berbicara dia seperti apa,” ujarnya.

Untuk mengahadapi tantangan itu, Ia kemudian berupaya untuk melihat tokoh yang satu angkatanya Chairil Anwar ketika membaca puisi.

“Pembacaan puisi pada saat zaman itu seperti apa, akhirnya saya mencoba menerapkan membaca puisi seperti dizaman itu,” terang Ryan Rahadian.

Menurut Ryan Rahadian, yang paling menarik dari seorang Chairil Anwar adalah idealisnya dalam berkesenian. Ryan Rahadian menjelaskan, yang ada dalam pikiran dia adalah karya.

“Karya itu adalah hidup ketika saya berhenti berkarya maka saya tidak lagi hidup dan prinsip itu yang membuatnya tertarik pada sang sastrawan Chairil Anwar,” ujarnya.

Selain karena refrensi, tantangan berat lainnya adalah ketika harus menemukan chemistry dengan lawan mainnya yakni Hanna Nurhaliza pemeran Hapsah dalam lakon Chairil Anwar. Karena Hanna kata Ryan Rahardian sudah lama vakum bermain teater. Namun seiring berjalannya waktu dan terus menerus melakukan latihan, akhirnya secara perlahan keduanya menemukan chemistry-nya.

Selain dapat memberikan sebuah edukasi secara pesikologi tentang nilai -nilai kehidupan, Pementasan teater Chairil Anwar seperti diharapkan Ryan Rahadian, dapat menjadi stimulasi semangat bagi teman – temannya untuk mengetahui tentang teater sehingga mereka tidak awan terhadap seni tersebut.

“Efeknya bisa melahirkan para seniman, regenerasi yang akhirnya mencintai teater,” kata Ryan Rahadian.

Dapatkan update berita dan informasi terbaru setiap hari dari Pemerintah Kabupaten Pemalang. Mari bergabung di Channel Telegram "Pemerintah Kabupaten Pemalang", caranya klik link https://t.me/pemkabpemalang, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Sebelumnya

Selanjutnya


Berita Terkait