Pemkab Pemalang Telah Lakukan Upaya Lompatan IPM di Tahun 2023

Bagikan :

Pemalang – Berbagai upaya terus dilakukan Pemkab Pemalang dalam melakukan lompatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan sebuah indikator yang menjadi salah satu tolak ukur kinerja pembangunan suatu wilayah.

IPM sendiri dalam penyusunannya terdiri dari beberapa komponen atau dimensi yaitu dimensi kesehatan yang ditunjukkan dengan Umur Harapan Hidup (UHH), kemudian dimensi pendidikan diukur dari angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan angka Rata – rata Lama Sekolah (RLS). Dimensi yang ketiga adalah dimensi ekonomi berupa pengeluaran per kapita yang sudah disesuaikan.

Bupati Pemalang Mansur Hidayat dalam keterangannya mengatakan pada tahun 2023 IPM Kabupaten Pemalang berada pada level 68.08, angka ini boleh dikatakan mengalami pertumbuhan sangat signifikan jika dibanding posisi 2022 yakni tumbuh 0,82 poin. Angka pertumbuhan ini berada di atas angka tumbuh IPM Jawa Tengah, bahkan jika dibandingkan kabupaten lain, hanya beberapa kabupaten yang mengalami tumbuh seperti Pemalang.

Kemudian timbul pertanyaan, sudah puaskah Pemalang dengan kondisi tersebut, tentunya tidak. Karena IPM Pemalang masih sangat berpotensi untuk mengalami lompatan lagi, potensi tersebut belum tentu dimiliki oleh kabupaten/kota lainnya.

“Mari kita coba telaah, di dimensi kesehatan Pemalang harus optimis dapat melakukan loncatan,” kata Mansur Hidayat.

Orang nomor satu dijajaran Pemkab Pemalang ini, mengungkapkan baru – baru ini Pemalang berada pada posisi kedua terendah angka stuntingnya. Rendahnya angka stunting ini menurut Mansur sangat mungkin menjadi indikasi berkualitasnya kesehatan masyarakat Pemalang. Dengan tingginnya kualitas kesehatan maka akan dapat menekan tingkat kematian anak dan atau ibu saat melahirkan serta dengan berkualitasnya kesehatan tentunya akan dapat memperpanjang umur harapan masyarakat Pemalang.

Sedangkan di dimensi pendidikan, Pemalang harus yakin akan mampu meningkatkan angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Kenapa? Karena infrastruktur pendidikan sudah merambah sampai desa – desa, anak-anak usia sekolah 7 – 18 tahun di Pemalang tidak perlu khawatir mereka tidak akan mendapat sekolah. Bagi anak tidak mampu, pemerintah daerah sudah mempersiapkan “ubo rampe” sekolah tanpa membebani anak ataupun orang tua.

Sementara itu Dinas pendidikan Kabupaten Pemalang melakukan jemput bola pada anak yang putus sekolah. Anak-anak diajak kembali untuk duduk di bangku sekolah. Strategi pendampingan intensif terhadap anak putus sekolah perlu dilakukan.

Yang tak kalah penting adalah perhatian pemimpin terhadap dunia pendidikan tidak dapat dipungkiri. Berulangkali Bupati Pemalang dalam berbagai kesempatan mengingatkan kepada aparat pendidikan untuk fokus pada anak didik dan menghindari pungli. Kepada anak didik terus memberi motivasi agar yakin dengan lembaga pendidikan yang sedang ditapaki dan jangan putus asa dalam proses selanjutnya.

Indikasi lain yang dapat mendorong lompatan dimensi pendidikan adalah banyaknya pondok pesantren di wilayah Pemalang, pondok pesantren tersebar hampir di seluruh kecamatan di Pemalang. Dalam pondok pesantren tersebut sangat mungkin tidak hanya diajarkan kitab – kitab kuning atapun hanya kurikulum “addin”, namun juga mengijinkan para santrinya mengenyam pendidikan sekolah formal.

Pintu – pintu yang menghalangi anak – anak Pemalang mengenyam pendidikan terminimalkan, sehingga sangat pantas kalau optimis diminsi pendidikan akan berkembang pesat.

Di sisi lain, hadirnya perusahaan – perusahaan besar di Pemalang akan menjadi penahan bagi masyarakat dewasa untuk urbanisasi. Mereka yang memiliki pendidikan relative tinggi tidak perlu keluar Pemalang untuk mencari nafkah, karena mereka dapat terserap di perusahaan. Untuk dewasa yang tidak sekolah dan atau pendidikan rendah pemerintah daerah menerapkan regulasi yang berpihak pada mereka. Seperti berdirinya PKBM – PKBM di masyarakat serta meminimalkan biaya operasional bahkan mendekati “0” rupiah bagi masyarakat dewasa untuk bersekolah.

Dimensi selanjutnya adalah ekonomi, apakah dimensi ekonomi mampu lompat?…tentu mampu jawabnya. Indikator – indikator makro Kabupaten Pemalang saat ini sangat mungkin untuk terjadinya lompatan dimensi ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Pemalang pasca covid melanda cenderung stabil tinggi yaitu rata – rata diatas 4 persen. Sektor sekunder di Pemalang sudah mulai memberi peran yang siginifikan, bahkan bersaing dengan sektor primer. Signifikannya peran sektor sekunder sangat mungkin dapat menjadi pemicu kenaikan nilai tambah dalam perekonomian dan selanjutnya bermuara pada kenaikan daya beli penduduk Pemalang.

Indikator angka pengangguran pun demikian, sejak tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan dari 6,71 persen pada 2021 menjadi 6,53 persen di 2023. Bercermin dari hadirnya industri – industri besar di Pemalang, maka angka pengangguran ini sangat yakin akan terus menurun.

Kemiskinan yang selama ini menjadi “hantu” yang menakutkan bagi Pemalang, secara pasti terus mengalami penurunan. Lima tahun terakhir angka kemiskinan terus menurun, angka 15,41 persen di 2019 menjadi 15,03 persen di 2023.

Munculnya pusat – pusat kegiatan ekonomi berupa pasar, mall, ruko, resto, hotel, lembaga keuangan, serta kegiatan ekonomi lainnya, diyakini akan semakin memudahkan masyarakat dalam menggunakan rupiahnya.

Akhirnya dari telaah sederhana di atas Pemkab Pemalang yakin lompatan IPM Pemalang di 2023 akan sangat mungkin terus terjadi di tahun berikutnya. Lompatan – lompatan tersebut sangat dibutuhkan dalam rangka pencapaian keberhasilan pembangunan — yang akhirnya bermuara pada sejahteranya masyarakat Kabupaten Pemalang.

Dapatkan update berita dan informasi terbaru setiap hari dari Pemerintah Kabupaten Pemalang. Mari bergabung di Channel Telegram "Pemerintah Kabupaten Pemalang", caranya klik link https://t.me/pemkabpemalang, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Sebelumnya

Selanjutnya


Berita Terkait